CategoriesPendidikan Tips & Tricks

Hari Buku Nasional: Jadi Misi Progresif Literasi di Indonesia

Hari Buku Nasional (HBN) diperingati setiap tahun pada tanggal 17 Mei sebagai wujud apresiasi terhadap pentingnya buku dan membaca dalam kehidupan masyarakat. Dalam konteks pendidikan, peringatan Hari Buku Nasional juga menjadi momentum penting untuk meningkatkan minat baca anak serta menumbuhkan budaya literasi di Indonesia.

Pada dasarnya, literasi adalah kemampuan seseorang dalam membaca, menulis, dan berhitung. Namun, di era digital seperti sekarang, kemampuan literasi juga mencakup kemampuan berpikir kritis, memecahkan masalah, dan memilah informasi yang relevan. Oleh karena itu, literasi menjadi keterampilan yang sangat penting untuk dimiliki oleh anak-anak dalam menghadapi persaingan global. Sayangnya,

Data Tingkat Literasi Anak Indonesia

Sayangnya, tingkat literasi di Indonesia masih tergolong rendah. Menurut data UNESCO, hanya sekitar 1 dari 1.000 penduduk Indonesia yang mengunjungi perpustakaan setiap harinya. Selain itu, berdasarkan data PISA, tingkat literasi Indonesia di bidang matematika dan sains masih jauh di bawah rata-rata dunia. Hasil survey PISA 2018 menempatkan Indonesia di urutan ke 74 alias peringkat keenam dari bawah. Kemampuan membaca siswa Indonesia di skor 371 berada di posisi 74, kemampuan Matematika mendapat 379 berada di posisi 73, dan kemampuan sains dengan skor 396.

Peran Orangtua

Peran orangtua dalam meningkatkan literasi anak sangatlah penting. Menurut penelitian, anak-anak yang terbiasa membaca sejak kecil akan lebih mudah menangkap informasi dan memiliki keterampilan berpikir yang lebih baik. Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan orangtua untuk membantu meningkatkan literasi anak.

  1. Membaca bersama anak setiap hari, baik buku cerita atau buku nonfiksi yang sesuai dengan minat anak.
  2. Memberikan contoh dengan membaca buku sendiri atau bersama anak, sehingga anak dapat melihat pentingnya membaca dalam kehidupan sehari-hari.
  3. Menjelaskan kata-kata baru dalam buku atau teks yang dibaca, dan membantu anak memahami makna dari kata-kata tersebut.
  4. Melibatkan anak dalam diskusi atau percakapan tentang buku atau artikel, sehingga anak dapat meningkatkan pemahaman dan kemampuan berbicara.
  5. Memberikan akses pada anak untuk bahan bacaan yang sesuai dengan minatnya, seperti buku, majalah, atau surat kabar.
  6. Menjadi pendengar yang baik dan memberikan waktu yang cukup untuk mendengarkan anak membacakan buku atau cerita karangannya sendiri.
  7. Mendukung anak untuk menulis atau membuat cerita sendiri, dan memberikan umpan balik yang konstruktif untuk membantu meningkatkan kemampuan menulisnya.

Dengan melibatkan anak dalam kegiatan membaca dan menulis sejak usia dini, serta memberikan dukungan yang tepat dari orangtua, anak dapat menjadi lebih percaya diri dan terampil dalam hal literasi, yang akan membantunya dalam mencapai sukses di masa depan.

Peran Lembaga Pendidikan

Selain peran orangtua, lembaga pendidikan juga memainkan peran yang penting dalam meningkatkan literasi di Indonesia. Hal ini karena lingkungan pendidikan yang terstruktur dan sistematis di sekolah dapat membantu meningkatkan kemampuan membaca dan menulis seorang anak.  Ada 45,21 juta siswa di Indonesia pada tahun ajaran 2020/2021, menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS). Dari jumlah tersebut, mayoritas atau sebanyak 24,84 juta anak (54,95%) di antaranya merupakan siswa sekolah dasar (SD). Angka yang besar ini menunjukkan besarnya peranan lembaga Pendidikan, terutama pendidikan dasar dan menengah dalam peningkatan kemampuan literasi anak Indonesia.

Berikut ini beberapa cara agar lembaga pendidikan dapat memaksimalkan perannya dalam mendukung literasi anak.

  1. Menyediakan akses ke perpustakaan dan buku-buku berkualitas. Hal ini dapat membantu siswa untuk lebih mudah mengakses sumber-sumber informasi dalam proses pembelajaran dan mengembangkan minat baca mereka.
  2. Memberikan pengajaran yang interaktif dan menarik. Lembaga pendidikan dapat memberikan pengajaran yang lebih interaktif dan menarik bagi siswa agar mereka lebih tertarik untuk belajar. Metode pengajaran yang menarik dan kreatif dapat membantu siswa untuk lebih mudah memahami materi pelajaran, termasuk dalam hal membaca dan menulis.
  3. Mendorong siswa untuk aktif membaca dan menulis, salah satunya melalui tugas-tugas yang berkaitan dengan membaca dan menulis, seperti membuat esai, resensi buku, atau karya tulis lainnya. Dengan demikian, siswa dapat lebih terbiasa dengan proses membaca dan menulis.
  4. Menyediakan pelatihan literasi bagi guru dan staf pendidikan. Pelatihan ini dapat membantu guru untuk meningkatkan kemampuan membaca dan menulis mereka sendiri, sehingga mereka dapat memberikan pengajaran yang lebih aktual, tajam, dan konstruktif kepada siswa.

Dalam rangka memperingati Hari Buku Nasional, banyak kegiatan yang digelar untuk meningkatkan minat baca masyarakat, seperti pameran buku, diskusi buku, dan lokakarya menulis. Semua pihak perlu bekerjasama untuk meningkatkan minat baca dan keterampilan literasi anak di Indonesia, sehingga besar harapan dapat tercipta generasi yang cerdas dan inovatif.

Temukan literasi pendidikan terkini hanya dari Penerbit Duta! Follow kami di Instagram untuk update seru dunia buku atau klik di sini untuk artikel menarik lainnya!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *