CategoriesPembelajaran Pendidikan

AKM (Asesmen Kompetensi Minimum): Membawa Perubahan di Dunia Evaluasi Pendidikan

Pendidikan adalah fondasi penting dalam membentuk masa depan generasi muda. Untuk memastikan kualitas pendidikan yang optimal, evaluasi dan pengukuran kompetensi siswa menjadi hal yang tak terelakkan.

Di Indonesia, Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) telah menggantikan Ujian Nasional (UN) sebagai alat evaluasi yang lebih komprehensif dan berfokus pada pengembangan siswa secara menyeluruh. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi sejarah, definisi, dan manfaat dari AKM dalam konteks pergeseran dari UN.

Definisi Asesmen Kompetensi Minimum (AKM)

AKM adalah suatu bentuk evaluasi yang bertujuan untuk mengukur kompetensi minimum yang wajib dimiliki oleh siswa dalam berbagai bidang pembelajaran. AKM menganalisis pencapaian siswa dalam keterampilan dasar yang relevan dengan kurikulum yang diterapkan. Evaluasi AKM dilakukan secara menyeluruh dan melibatkan berbagai bentuk asesmen, termasuk tes tulis, praktik, proyek, dan portofolio.

Sejarah Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) dan Peran Penggantian Ujian Nasional (UN)

source: suara.com

AKM merupakan evolusi dari sistem evaluasi pendidikan di Indonesia. Sebelumnya, Ujian Nasional (UN) merupakan alat evaluasi utama untuk menilai prestasi belajar siswa. Namun, seiring berkembangnya paradigma pendidikan global, terdapat kebutuhan untuk mengadopsi pendekatan evaluasi yang lebih komprehensif dan berfokus pada pengembangan kompetensi siswa secara menyeluruh. Inilah latar belakang munculnya AKM, yang bertujuan untuk memberikan penilaian yang lebih objektif dan mendalam terhadap kompetensi siswa.

Berikut beberapa alasan mengapa AKM menggantikan UN sebagai alat evaluasi utama dalam Pendidikan.

  1. Pemetaan Kompetensi

    AKM bertujuan untuk mengidentifikasi kompetensi minimum yang harus dimiliki siswa sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Hal ini memungkinkan penilaian yang lebih sesuai dengan kebutuhan pembelajaran dan mengarah pada pengembangan kompetensi yang lebih holistik.

  2. Peningkatan Kualitas Pendidikan

    AKM mendorong perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan. Dengan fokus pada kompetensi minimum, evaluasi tidak hanya berfokus pada hasil tes, tetapi juga pada proses pengembangan keterampilan, pemahaman konsep, dan penerapan pengetahuan dalam konteks kehidupan nyata.

  3. Dukungan kepada Siswa

    AKM memberikan pendekatan evaluasi yang lebih holistik dan memberikan gambaran yang lebih jelas tentang kekuatan dan kelemahan siswa. Ini memungkinkan pendidik untuk memberikan dukungan tambahan dan bimbingan yang lebih tepat guna untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

  4. Menyesuaikan dengan Konteks Global

    Dalam era globalisasi, AKM memungkinkan siswa untuk mengembangkan kompetensi yang relevan dengan tuntutan global. Dalam menghadapi tantangan masa depan, siswa perlu memiliki keterampilan yang tidak hanya menguasai materi pelajaran, tetapi juga mampu berpikir kritis, bekerja sama dalam tim, berkomunikasi secara efektif, dan memiliki keterampilan digital. AKM memberikan kerangka evaluasi yang dapat memastikan siswa memperoleh kompetensi-kompetensi ini.

Manfaat Asesmen Kompetensi Minimum (AKM)

source: deramstime.com

AKM membawa berbagai manfaat penting bagi sistem pendidikan. Melalui perubahan ini, pendidikan di Indonesia dapat lebih mengarah pada pengembangan kompetensi siswa secara menyeluruh. Berikut adalah beberapa manfaat utama yang oleh AKM.

  1. Evaluasi yang Lebih Komprehensif

    AKM menggantikan pendekatan tes tunggal dengan pendekatan yang lebih holistik. Dalam AKM, siswa menerima evaluasi dalam berbagai aspek, seperti pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai. Ini memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang kemampuan siswa dan membantu dalam pengembangan mereka secara menyeluruh.

  2. Pembelajaran yang Berpusat pada Siswa

    Dengan fokus pada kompetensi minimum, AKM mendorong pendekatan pembelajaran yang lebih berpusat pada siswa. Evaluasi dalam AKM membantu pendidik dalam merancang strategi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa lantas memastikan tujuan pencapaian kompetensi.

  3. Pengembangan Keterampilan yang Relevan

    AKM memberikan panduan yang jelas tentang keterampilan yang perlu berkembang secara personal pada seorang siswa. Dengan memahami kompetensi minimum yang harus dicapai, lembaga pendidikan dapat merancang kurikulum yang lebih relevan dengan kebutuhan dunia nyata dan mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan masa depan.

  4. Menjamin Kesetaraan dalam Penilaian

    AKM memberikan kesempatan yang lebih adil dan setara bagi semua siswa. Evaluasi pada kompetensi minimum mengurangi pengaruh faktor luar seperti latar belakang sosial-ekonomi atau lingkungan pendidikan. Hal ini membantu menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif dan merata bagi semua siswa.

  5. Perbaikan Mutu Pendidikan

    AKM memberikan data dan informasi yang berharga bagi lembaga pendidikan dan pemerintah untuk melakukan evaluasi terhadap mutu pendidikan secara menyeluruh. Dengan melihat hasil AKM, dapat terindentifikasi area yang perlu berbenah dan mengambil tindakan yang tepat untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

AKM bisa menjadi alat evaluasi yang memberikan pendekatan yang lebih komprehensif, adil, dan relevan dalam menilai kompetensi siswa. Dengan fokus pada kompetensi minimum, AKM memastikan bahwa siswa tidak hanya belajar untuk tes, tetapi juga untuk mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang relevan dengan kebutuhan masa yang akan datang.

Dalam memperbaiki mutu pendidikan, AKM berperan sebagai panduan untuk mengoptimalkan proses pembelajaran dan mempersiapkan siswa menjadi individu yang kompeten dan siap menghadapi tantangan dunia yang semakin kompleks.

Follow Penerbit Duta untuk simak asik isu literasi terkini. Atau klik di sini untuk artikel menarik lainnya!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *