CategoriesParenting/ Pola Asuh

Kecerdasan Majemuk: Setiap Anak Adalah Cendekiawan

Tumbuh kembang anak yang sehat dan cerdas jadi dambaan setiap orang tua. Kecerdasan berasal dari kata cerdas yang berarti pintar dan cerdik, cepat tanggap dalam menghadapi masalah dan cepat mengerti jika mendengar keterangan. Pernah dengar apa itu kecerdasan majemuk? Kata “cerdas” menurut

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah 1. Sempurna perkembangan akal budinya (untuk berpikir, mengerti, dan sebagainya); 2. Sempurna pertumbuhan tubuhnya (sehat, kuat).

Howard Gardner, seorang ahli psikologi perkembangan dan profesor pendidikan dari Graduate School of Education, Harvard University berpendapat bahwa kecerdasan adalah kemampuan untuk memecahkan atau menciptakan sesuatu yang bernilai bagi budaya tertentu. Dalam hal ini kecerdasan dipahami sebagai kemampuan intelektual yang menekankan logika dalam memecahkan masalah.

Dalam kesempatan yang sama, Howard Gardner mengemukakan Teori Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligences) yang mana poin kecerdasan dapat dilihat secara luas dan tidak hanya menekankan pada kecerdasan linguistik dan matematis saja. Linguistik matematis memang dapat mengukur keberhasilan anak di sekolah, namun tidak bisa memprediksi keberhasilan seseorang di dunia nyata karena keberhasilan di dunia nyata saat ini mencakup lebih dari sekedar kecakapan linguistik dan matematis logis.

Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligences)

Kecerdasan majemuk adalah teori yang dicetuskan oleh Howard Gardner untuk menunjukkan bahwa pada dasarnya setiap individu memiliki banyak tipe kecerdasan. Gardner membagi kecerdasan manusia menjadi 9 kategori, yaitu:

  1. Kecerdasan Linguistik

Kemampuan seseorang dalam menggunakan kata-kata, baik secara tulisan maupun lisan untuk mengekspresikan ide atau gagasan miliknya. Kemampuan ini berkaitan dengan pengembangan bahasa secara umum.

  1. Kecerdasan matematis logis

Merupakan kecerdasan yang berkaitan dengan kemampuan penggunaan bilangan dan logika secara efektif.

  1. Kecerdasan ruang

Merupakan kemampuan untuk menangkap gambaran ruang visual secara tepat. Contoh kecerdasan ruang antara lain:

  • Kemampuan untuk mengenal bentuk benda secara tepat;
  • Melakukan perubahan bentuk benda dalam pikiran dan mengenali perubahan tersebut;
  • Menggambar suatu hal/ benda dalam pikiran dan mengubahnya dalam bentuk nyata;
  • Serta mengungkapkan data dalam suatu grafik.
  1. Kecerdasan kinestetik

Merupakan kemampuan seseorang untuk secara aktif menggunakan bagian-bagian atau seluruh tubuhnya untuk berkomunikasi dan memecahkan masalah.

  1. Kecerdasan musikal

Adalah kemampuan untuk mengembangkan, mengekspresikan dan menikmati bentuk-bentuk musik dan suara, peka terhadap ritme dan intonasi serta memiliki kemampuan memainkan alat musik ataupun bernyanyi.

  1. Kecerdasan interpersonal

Merupakan kemampuan seseorang untuk mengerti dan menjadi peka terhadap perasaan, intensi, motivasi, watak dan temperamen orang lain.

  1. Kecerdasan intrapersonal

Ialah kemampuan seseorang dalam memahami diri sendiri. Anak dengan tipe kecerdasan ini memiliki kepekaan yang tinggi dalam memahami suasana hatinya, emosi-emosi yang muncul di dalam dirinya dan menyadari perubahan yang terjadi pada dirinya.

  1. Kecerdasan naturalis

Merupakan kemampuan dalam memahami gejala-gejala alam, memperlihatkan kesadaran ekologis dan menunjukkan kepekaan terhadap bentuk-bentuk alam.

  1. Kecerdasan eksistensial

Merupakan kemampuan seseorang dalam menjawab persoalan-persoalan terdalam mengenai eksistensi manusia.

Setiap Anak Adalah Cendekiawan

Pada dasarnya kecerdasan majemuk dimiliki setiap anak. Oleh karena itu ada beberapa konsep kecerdasan majemuk yang perlu orangtua pahami bersama saat menilai kecerdasan anak. Berikut beberapa konsep kecerdasan majemuk.

  • Satu jenis kemampuan tidak cukup untuk menyelesaikan berbagai persoalan manusia secara menyeluruh. Karena itu, kemampuan intelektual anak harus diperhatikan secara menyeluruh.
  • Setiap anak punya karakteristik kecerdasannya sendiri. Karena hal itu setiap anak harus mendapatkan perhatian dan pendampingan yang sesuai. Ketahui dan pahami karakter anak agar potensinya dapat terus berkembang.
  • Setiap anak memiliki kebebasan cara belajar sesuai dengan kecerdasannya termasuk juga kebebasan evaluasi hasil belajarnya.
  • Lingkungan anak seharusnya memiliki fasilitas untuk mengembangkan kecerdasan majemuk milik setiap anak.
  • Penilaian kecerdasan anak harus kontekstual dan tidak terkekang pada tes tertulis dengan standar formal.
  • Proses belajar anak berlangsung secara kontinu dan holistik (tidak terkotak-kotak).

Dukung terus apapun bakat Si Kecil agar ia percaya diri dan mampu raih prestasi sesuai dengan minat dan bakatnya. Temukan literasi TERBAIK sesuai jenjangnya hanya di Penerbit Duta.

Klik di sini untuk pembahasan pendidikan anak lainnya!

Sumber

  • Daryanto (2014), Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013, Yogyakarta, Penerbit Gava Media.
  • Thomas R- Hoerr, Buku Kerja Multiple Intelligences, terj. Ary Nilandari, (2007), Bandung, Mizan Pustaka
  • Baharudin dan Esa Nur Wahyuni (2012), Teori Belajar Dan Pembelajaran, Jakarta, Ar – Ruzz Media
  • Howard Gardner (1993), Multiple intelligences; The Theory is Practice, New York, Basic Books
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *