CategoriesTips & Tricks

Buku Cerita Bergambar Jadi Media Literasi Anak Sejak Dini

Salah satu cara untuk meningkatkan perkembangan kognitif dan psikologis anak ialah dengan mengajak anak untuk mendengar dan berbicara melalui media buku cerita bergambar. Metode ini sebenarnya relatif mudah diterapkan dan keberhasilannya sangat berpengaruh oleh

pemilihan media dan cara penyampaiannya. Salah memilih media atau penyampaian yang kurang menarik bisa membuat anak menjadi kurang fokus dan tidak tertarik. Kebiasaan membaca dapat dimulai sejak usia dini karena anak usia ini memiliki begitu banyak keistimewaan. Pengertian anak usia dini menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa anak usia dini adalah anak usia 0-6 tahun. Pada masa ini anak-anak sedang berada di tahap perkembangan fisik dan psikologis yang sangat pesat. Usia perkembangan anak pada masa ini disebut juga sebagai usia emas (golden age). Hal ini terbukti dengan hasil penelitian yang menunjukan bahwa pertumbuhan intelektual anak yang berusia 4 tahun mencapai 50%, sedangkan usia 8 tahun meningkat menjadi 80%, dan menjadi optimal pada usia 18 tahun.

Definisi Buku Cerita Bergambar

The Literature Connection menjelaskan bahwa buku cerita bergambar (Picture Storybook) ialah buku cerita yang tersaji dengan menggunakan teks dan ilustrasi atau gambar yang biasanya untuk anak-anak. Adapun dalam BIRCI-Journal, buku cerita bergambar merupakan buku yang memuat pesan dari cerita dengan menggunakan bahasa yang ringan dalam penulisan kata, serta sebagian besar dalam buku menampilkan gambar yang menjadi satu kesatuan dengan tulisan.

Jadi, buku cerita bergambar adalah kumpulan atau sebuah cerita dalam bentuk tulisan dengan ilustrasi sebagai visualisasi yang berperan penting dalam alur cerita. Melalui buku cerita bergambar yang baik, anak-anak akan terbantu dalam proses memahami dan memperkaya pengalaman dari cerita. Penggunaan buku cerita bergambar yang sesuai bisa membantu anak mengembangkan kogintif dan psikologisnya.

Salah satu ciri perkembangannya adalah anak dapat bernegosiasi secara sederhana dengan teman sebaya, dapat menilai baik buruknya niat orang lain, dan mampu mengerti akan perasaan maupun kebutuhan orang lain.

Fasilitator dan Storytelling

Tidak serta merta anak akan tertarik membaca tanpa adanya dukungan sosial. Lingkungan harus memberi kenyamanan literasi bagi anak. Orangtua dan tenaga pengajar perlu memahami bahwa tak perlu mewah dalam menciptakan suasana baca yang kondusif. Harus ada ikatan emosional antara fasilitator dan anak. Pengorbanan nomor satu fasilitator tentu saja waktu.

Salah satu kegiatan atau metode untuk meningkatkan ikatan emosional antara anak dengan fasilitator ialah melibatkan anak dalam kegiatan bercerita atau storytelling. Buat anak terlibat dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan story telling dalam berbagai bentuk sehingga komunikasi yang terjadi tidak hanya satu arah. Misalnya dengan menerapkan metode bermain peran (role play), sehingga anak bisa menjadi bagian dari cerita.

Adanya partisipasi aktif tersebut akan memberikan kesempatan bagi anak untuk berekspresi, berinteraksi dengan fasilitator dan anak lainnya, atau menyampaikan pendapat. Kondisi ini akan membangun suasana yang hangat saat kegiatan, sehingga anak merasa nyaman. Inilah yang kemudian akan membentuk dan membantu perkembangan kognitif maupun emosional anak.

Ciri-ciri Buku Cerita Bergambar yang Baik

Dalam Analisis Picture Storybook dalam Meningkatkan Kemampuan Theory of Mind Anak Usia Dini di mana hasil analisis merupakan kajian terhadap lebih dari 50 literatur. Dalam hal ini terdapat kriteria picture storybook/ buku cerita bergambar untuk anak usia dini secara umum yakni sebagai berikut.

Konten:

  • Mengunakan kosakata yang mudah dipahami anak.
  • Penggunaan bahasa yang singkat, padat, jelas.
  • Materi dan ilustrasi yang tersaji sesuai untuk berbagai karakter anak.
  • Sesuai dengan latar belakang sosial dan budaya anak, tidak melanggar SARA.
  • Alur cerita runtut dan cerita mudah dipahami oleh anak.
  • Kelengkapan isi: ada pengenalan tokoh, petunjuk penggunaan, isi cerita, halaman aktivitas anak.

Fisik:

  • Ukuran huruf untuk teks dalam buku cerita bergambar sebesar 12-14 point.
  • Bahan (buku) bertahan lama dan tidak mudah rusak.
  • Kualitas ilustrasi baik dan mudah dipahami.
  • Ukuran buku biasanya 21 x 28 cm dengan proporsi ilustrasi dan tulisan seimbang.
  • Ilustrasi dan warna sesuai untuk bacaan anak.
  • Ilustrasi sesuai dengan pesan atau narasi yang tertulis.
  • Ilustrasi cover yang menarik dan sesuai denga nisi.

Buku cerita bergambar dapat menjadi media yang efektif untuk mengembangkan kemampuan kognitif dan psikologis anak usia dini. Buku cerita bergambar akan lebih efektif apabila fasilitator yang membacakan buku cerita bergambar aktif melakukan interaksi, alhasil anak bisa berpartisipasi dalam kegiatan membaca buku cerita. Melibatkan anak dalam cerita, mengajukan pertanyaan kepada anak, dan meminta anak menceritakan kembali dapat mendukung pemahaman anak akan informasi yang ada didalamnya. Itu dia pembahasan tentang bagaimana buku cerita bergambar menjadi media literasi anak usia dini. Ga perlu susah-susah temukan buku cerita yang akan mendukung perkembanngan kemampuan kognitif dan psikologis anak usia dini, intip langsung aja koleksi Duta di sini. Sampai bertemu di artikel berikutnya! Ikuti Instagram kita juga ya untuk update terbaru seputar dunia pendidikan!

Sumber:

  • Jamaris, M. (2013), Orientasi Baru dalam Psikologi Pendidikan, Bogor, Ghalia Indonesia.
  • Rothlein, L & Meinbach, A. M. (1991), Literature Connection (Good Year Book), Amerika Serikat, Scott Foresmen Company.
  • Gusmayanti, E. & Ayriza, Y. (2023), Analisis Picture Storybook dalam Meningkatkan Kemampuan Theory of Mind Anak Usia Dini, Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 58-75.
  • Beaudoin, C. Dkk (2020), Systematic review and inventory of theory of mind measures for young children, Frontiers in Psychology, 10(January).
  • Halimah, L. dkk (2020), Storytelling through “wayang golek” puppet show: Practical ways in incorporating character education in early childhood, Cogent Education, 7(1).
  • Safitri, L. N., & Aziz, H. (2019), Pengembangan nilai agama dan moral melalui metode bercerita pada anak. Jurnal Ilmiah Tumbuh Kembang Anak Usia Dini, 4(1), 85–96.
  • Pratiwi, V. U., & Suwandi, S. (2021), Local wisdom in the picture storybook for elementary school students in Sukoharjo regency, Budapest International Research and Critics Institute (BIRCI-Journal): Humanities and Social Sciences, 4(1), 1262–1271.
  • Shin, A. S., & Ah, G. S. (2018), The effect of theory of mind on the story sharing with picture books, Korean Journal of Child Education & Care, 18(2), 17–32.
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *